WARGA MISKIN DI FILIPINA YANG DIKONSUMSI DAGING DAUR ULANG TERLARANG
13 March 2018
Edit
Apa yang tebersir di pikiranmu mengenai daging yang berasal dari sisa-sisa makanan yang kita makan di restoran cepat saji?
Mungkin enggak semua orang terpikirkan hal itu.
Pasalnya, sisa makanan yang sudah menjadi sampah akan dibuang ke tempat sampah oleh pelayan restoran. Lalu tempat sampah akan diangkut bersama sampah organik lainnya dan dimusnahkan.
Sayangnya, ini enggak berlaku di Manila, Filipina.
Lantas kemanakah sisa makanan tersebut jika enggak dihancurkan atau dileburkan?
Jawabannya adalah didaur ulang. Belum paham?
Oke, akan menjelaskan lebih detail.
1. Apa itu daging pagpag?
Sumber gambar: news.trubus.id
Negara Filipina juga memiliki permukiman kumuh yang dihuni oleh orang-orang miskin di Filipina yang pekekerjaannya sebagai pemulung.
Berbeda seperti pemulung kebanyakan yang biasanya memulung kardus, botol bekas dan plastik, pemulung di Filipina lebih suka memulung daging dari tempat sampah restoran cepat saji!
Ya, mereka memulung sisa-sisa makanan yang enggak kita habiskan ketika kita makan di restoran
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, daging-daging ini didaur ulang alias diolah kembali menjadi santapan lezat dan enak bagi warga miskin Filipina.
2. Bagaimana proses pengolahannya?
Sumber gambar: kaskus.co.id
Pemulung akan mengambil sisa-sisa makanan, khususnya daging dari tempat sampah restoran cepat saji.
Kemudian daging-daging itu dipisahkan dari tulangnya, lalu dicuci dengan air mendidih, digoreng dengan minyak panas, dan dijual kembali dengan harga Rp 7.000/kantung.
Mungkin bagi sebagian orang hal itu adalah sesuatu yang paling menjijikan. Namun daging daur ulang ini sangat berharga bagi warga miskin di Filipina.
3. Gimana kondisi mereka setelah makan daging pagpag?
Sumber gambar: nakakasawangpilipinas.blogspot.co.id
Mereka tahu resiko apa yang akan dideritanya jika mengkonsumsi daging pagpag ini.
Namun hingga saat ini, mereka mengaku baik-baik saja ketika mengkonsumsi daging pagpag. Bahkan mereka pernah mendapati daging yang sudah busuk, berkuman, dan terdapat larva lalat. Tapi hal itu tidak membuat mereka gentar.
Dengan penghasilan memulung sebesar Rp 50.000/hari, daging pagpag tersebut sangat membantu keadaan perekonomian. Satu kantung daging pagpag bisa dibuat sebagai hidangan untuk satu keluarga.
Pasti setelah baca artikel ini kamu jadi geleng-geleng kepala atau jijik dan akhirnya mual. Hihihi
Bersyukurlah bahwa keadaan kita sangat jauh lebih baik dibanding saudara kita yang sangat miskin di Filipina.
Kondisi serba berkecukupan yang dirasakan janganlah disia-siakan. Salah satunya tentu saja kita enggak perlu mengkonsumsi daging pagpag. Hehehe
Kalau di negara kita ada yang kayak gini, gimana menurut kalian?